Kamis, 26 Oktober 2017

Laporan Praktikum Pencernaan Makanan pada Paramecium sp.


PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium sp.
LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 5 

Ilham Nurdiansyah                  15543001
Arin Sri Nursifa                       15543002
Santi Suminar                          15543006
Nurhadiani                               15543009
Melisa Nursuciani                    15544013
Neng Siti Khotimah J.             15544016

Kelas 3 – B





Program Studi Pendidikan Biologi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Garut
2017








I.                   Judul Praktikum

Pencernaan Makanan pada Paramecium sp.

II.                Tujuan

Untuk mengetahui proses pencernaan makanan dengan mengamati gerak siklosis  pada Paramecium sp.

III.             Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :

*  Pembuatan kultur Paramecium sp.
·         Alat yang digunakan yaitu :





·         Bahan yang dibutuhkan yaitu :







*  Pengamatan pencernaan makanan Paramecium sp.

·         Alat yang digunakan yaitu :



·         Bahan yang dibutuhkan yaitu :






IV.                   Langkah Kerja


           * Pembuatan kultur Paramecium sp


1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2.      Menuangkan air sawah kedalam 2 buah gelas kimia masing-masing sebanyak 500 ml.

3.      Memanaskan salah satu gelas kimia yang berisi air sawah menggunakan Bunsen spirtus sampai mendidih (100º C).

4.      Menunggu suhu turun sampai 36° C.

5.      Mencari bibit paramecium sp. dengan cara :

                        - Meneteskan air sawah kedalam gelas kimia.

- Menutupnya dengan cover glass

- Mengamati di bawah mikroskop apakah air sawah tersebut terdapat Paramecium sp.  atau tidak.

- Paramecium sp. Yang dicari minimal 20 ekor.

6.      Memasukan bibit Paramecium sp.kedalam air sawah yang sudah didinginkan.

7.      Memasukan jerami kedalam gelas kimia yang sudah berisi bibit Paramecium sp.

8.      Menutupnya menggunakan plastic dengan diikat oleh karet.
9.      Memberi lubang diatas plastic, agar terdapat udara yang masuk.
10.  Menyimpan gelas kimia tersebut didalam ruang yang tidak terkena sinar.
11.  Mendiamkan selama 4 hari.
12.  Melakukan pengulangan sebanyak 2x.



           * Pengamatan pencernaan makanan pada Paramecium sp

1.      Membuka kultur Paramecium sp.yang telah disimpan.

2.      Meneteskan satu tetes kultur Paramecium sp.pada objek glass

3.      Membubuhkan sedikit kapas, kemudian meneteskan larutan suspensi ragi dan larutan suspensi ragi dengan carmin.

4.      Menutupnya dengan cover glass.

5.      Mengamati di bawah mikroskop bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis)
 
V.                   Teori Dasar
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan berukuran sekitar 50-350É°m. Paramecium ini telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan tubuhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya. Molekul –molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul –molekul yang lebih besar atau partikel – partikel diambil melalui proses endositosis (Soewolo, 2000). Jadi, cara mengambil makanannya menggunakan permukaan tubuhnya.
Paramecium sp. memiliki cara makan bersifat holozoik dan sistem pencernaannya yaitu pencernaan intraseluler. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk Sistem pencernaan makanan pada Paramaecium sp. pergerakan vakuola makanan dikenal dengan istilah siklosis. Secara berurutan yaitu rongga mulut – sitostoma – sitofaring – vakuola makanan – sitopage.
Paramaecium ditutupi oleh ribuan silia individual. Paramaecium terutama memakan bakteri. Barisan silia silia di sepanjang celah mulut berbentuk corong menggerakkan makanan ke dalam mulut sel, di mana makanan itu di telan melalui fagositosis. Vakuola makanan itu bergabung dengan lisosom , dan ketika makanan dicerna, vakuola itu mengikuti suatu jalur yang berlekuk , pertama ke ujung anterior dan akhirnya ke ujung posterior. Isi yang tidak tercerna dilepaskan ketika vakuola itu menyatu dengan suatu daerah membrane plasma yang mengalami spesialisasi yang berfungsi sebagai lubang anus. Paramaecium, seperti protista air tawar lainnya, secara konstan mengambil air masuk ke dalam tubuh melalui osmosis dari lingkungan hipotonik. Vakuola kontraktil yang mirip kantung akan mengakumulasi kelebihan air itu dari kanal radial dan secara periodic mendorongnya melalui membrane plasma dengan cara kontraksi sitoplasma di sekitarnya. (Campbell, Neil A. edisi kelima, jilid II, 134).
Paramaecium sp. pada umumnya belum memiliki alat pencernaan makanan yang khusus, makanan yang diperlukan berupa zat organik terlarut. Hewan tersebut mengambil makanan melalui penyerapan. Alat pencernaan makanan berupa vakuola makanan
Pencernaan makanan pada paramaecium  terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan bulu getar dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pada paramaecium sp. Ada bagian-bagian sel yang berperan dalam pencernaan dan sudah lebih khusus dibandingkan amoeba, dengan adanya peristoma, sitostoma, dan sitofaring yang berperan sebagai bagian sel untuk memasukan makana. Sedangkan vakuola makanan yang berperan untuk mencerna dan sitopige yang berperan egestif (pengeluaran).
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Apabila terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium berate itu  menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000 : 158). Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi.


VI.                   Hasil Pengamatan


- Hasil Pengamatan Pencernaan Makanan Paramecium sp. dengan Bantuan Larutan Suspensi Ragi Menggunakan Mikroskop 10 x 10
Gambar pencernaan makanan pada Paramecium sp.

 
Video Pencernaan Makanan pada Paramecium sp.

- Hasil Pengamatan Pencernaan Makanan Paramecium sp. dengan Bantuan Larutan Suspensi Ragi dan Carmine dengan Menggunakan Mikroskop 10 x 10


Gambar Pencernaan Makanan pada Paramecium sp.
Video Pencernaan Makanan pada Paramecium sp.

VII.                Pembahasan
Pada praktikum yang kami lakukan, untuk mengetahui penceranaan makanan pada Paramecium sp. kami melakukan dua perlakuan. Perlakuan pertama dengan ditetesi lauran suspensi ragi yang terbuat dari campuran ragi, air, dan gula. Sedangkan perlakuan kedua dengan ditetesi larutan suspensi ragi dan carmin. Larutan suspensi ragi berfungsi sebagai bahan makanan untuk Paramecium sp.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10 x 10, bentuk tubuh Paramecium umumnya seperti telapak sandal dengan bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang. Bagian ventral memiliki struktur bagian yang berlekuk merupakan mulut (peristoma yang melanjutkan diri sebagai sitofaring). Protoplasma area tubuh tampak jernih dengan bagian endoplasma dan ektoplasma yang terlihat dengan jelas. Paramecium menggerakkan tubunya dengan rambut getar (silia).
Melalui pengamatan langsung proses pencernaan makanan pada Paramecium terjadi di dalam vakuola makanan. Di mulai ketika ragi masuk ke dalam sitostoma kemudian akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika ragi mencapai bagian dasar sitofaring, makanan akan dibentuk. Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, arah gerakan siklosis searah dengan jarum jam.


VIII.          Pendalaman
 
1.      Bagaimana terjadinya vakuola makanan?
Vakuola makanan pada Paramecium sp. terbentuk karena adanya makanan yang masuk melalui siliata kemudian masuk ke dalam vestibulum lalu ke faring. Proses terbentuknya vakuola makanan dimulai saat cairan makanan yang masuk di ujung faring mendorong membrane yang kemudian membentuk kantong (sac) yang disebut esophageal sac atau kantung esophagus. Ketika kantung esophagus membesar partikel-partikel yang berukuran suspensi berkonsentrasi lebih padat dalam sitoplasma kemudian sebagian kantung esophagus ini dikontraksikan menjadi vakuola makanan akibat aksi serat pada kantung esophagus.
2.      Apakah vakuola makanan itu bergerak?
Ya, vakuola makanan bergerak.
3.      Jika bergerak kemanakah arahnya dan berapa lama sampai terjadinya defekasi?
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, vakuola makanan (gerak siklosis) searah dengan jarum jam. Saat pengamatan kami tidak sampai melihat proses defekasi dikarenakan bentuk sel yang kecil dengan perbesaran 10 x 10 sehingga tidak terlihat dengan jelas. 

 
XI.             Kesimpulan
                 Pada praktikum kali ini kami dapat menyimpulkan bahwa ketika sediaan makanan berupa ragi dan carmin, masuk ke dalam vakuola makanan. Keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah menjadi asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom. Kemudian makanan akan di dorong masuk kedalam sitofaring dengan bantuan gerakan bulu getar dan dorongan air yang masuk, ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring vakuola makanan akan di bentuk. Setelah proses pencernaan makan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa. Setelah makanan dicerna dan ada bagian subtansi yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini di simpan untuk sementara untuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage, proses pembuangan ini di sebut defekasi (proses pengeluaran sisa pencernaan). Dan arah pergerakan makanan pada spesies Paramecium sp ini di sepertikan dengan searahnya jarum jam.




DAFTAR PUSTKA
Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi 5. Jilid 3. Alih Bahasa: Wawan manalu. Jakarta: Erlangga.
Rusyana, Adun. 2016. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: DIKTI.



LAMPIRAN
Pengamatan bibit Paramecium sp. dengan mikroskop

Proses pemanasan air sawah sampai mendidih

Pengukuran suhu ketika didinginkan

Bibit Paramecium sp.


 Kultur Paramecium sp. murni



LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN (KONTRAKSI OTOT JANTUNG)

KONTRAKSI OTOT JANTUNG LAPORAN KULIAH LAPANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang di...