Sabtu, 23 Desember 2017

UJI GOLONGAN DARAH

UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Ilham Nurdiansyah                  15543001
Arin Sri Nursifa                       15543002
Santi Suminar                          15543006
Nurhadiani                               15543009
Melisa Nursuciani                    15544013
Neng Siti Khotimah J.             15544016
Kelas 3 – B


Program Studi Pendidikan Biologi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Garut

2017

UJI GOLONGAN DARAH
I.               Judul Praktikum
Uji Golongan Darah

II.            Tujuan
Untuk mengetahui cara-cara menentukan golongan darah

III.         Dasar Teori
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu, A, B, AB, dan O . Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah mengetahui teknik uji golongan darah.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47.
Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.Tekanan darah arterial ialah kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.
Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut  tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik. Untuk lebih memahami bagaimana kita mengetahui tekanan darah dilakukan dengan melakukan suatu percobaan.

IV.         Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut :

V.               Langkah Kerja
1.      Mempersiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan praktikum ini.
2.      Menghapus ujung jari dengan menggunakan kapas yang telah di rendam dalam alcohol 70% bertujuan agar tidak terinfeksi bakteri.
3.      Menusukan jari dengan menggunakan alat blood lancet stent untuk pengambilan sempel darahnya.
4.      Menghapus tetesan darah pertama mengguakan kapas yang mengandung beralcohol bersih hingga bersih.
5.      Kemudian memijat jari tersebut dengan perlahan hingga tetes darah tersebut keluar, teteskan darah yang keluar pada glass objek di dua tempat yang berbeda.
6.      Meneteskan antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut, dengan cara yang sama teteskan satu tetes antisera B pada tetesan darah satunya lagi.
7.      Mengaduk tetesan masing-masing antisera dengan darh tersbut dengan menggunakan ujung tusuk gigi secara terpisah.
8.      Setelah mengaduk biarkan beberapa saat, mengamati campuran yg mana terjadi penggumpalan atau tidak teradi. Dan mencatat hasil percobaan.

VI.               Hasil Pengamatan
Data pengamatan golongan darah

Keterangan :
·         ( + ) =  Menggumpal
·         ( − ) = Larut (Tidak Menggumpal)

VII.               Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan uji golongan darah pada manusia dengan meneteskan atau menambahkan sedikit serum A dan serum B pada darah. Hal ini bertujuan untuk  menentukan  golongan  darah yang dimiliki oleh beberapa praktikan dengan menggunakan sistem ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem yang lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negative.
Kapas dan alcohol 70% yang digunakan berfungsi untuk membersihkan jari probandus dari kotoran agar jari probandus bersih dan steril. Antisera A yang berwarna biru berfungsi untuk menggumpalkan sel darah atau golongan darah A dan sel darah atau golongan darah AB. Antisera B berwarna biru berfungsi untuk menggumpalkan sel darah atau golongan darah B dan sel darah atau golongan darah AB (Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaany akan terbentuk aglutinasi ). Jarum francke berfungsi untuk menusuk jari probandus agar darah dari dalam tubuh probandus keluar. Tusuk gigi berfungsi untuk mengaduk darah dan serum agar bercampur menjadi satu.
Kita dapat mengetahui jenis golongan darah dengan cara bila tetesan darah di campur dengan serum maka akan dapat  terlihat  darah tersebut  termasuk  golongan darah apa. Ini terjadi karna Serum golongan darah akan  bereaksi  dengan  antigen  yang  ada  di  dalam  darah,    ditunjukkan  dengan  adanya aglutinasi. Aglutinasi dapat terjadi, karena di eritrosit terdapat antigen α dan antigen β. Antigen ini akan bereeaksi dengan antibodi yang ada didalam serum. Setiap golongan darah memiliki struktur antigen dimana struktur tersebut berfungsi untuk membedakan darah.
Berdasarakan dari hasil praktikum yang telah di lakukan  di dapatkan hasil golongan darah kami yaitu ilham nurdiansyah golongan darahnya A+, Arin sri nursifa golongan darahnya AB+, Santi suminar golongan darahnya B+, Nurhadiani golongan darahnya O+, dan Melisa Nursuciani golongan darahnya B+.
a.       Golongan darah A+ (Ilham Nurdiansyah)
Golongan darah A+ yang dimiliki oleh Ilham Nurdiansyah bila tetesan darahnya di campur dengan serum anti  A  maka  akan  menggumpal  (+),  dengan  anti  B  maka  tidak  akan menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya.
b.      Golongan darah B+ (Santi Suminar & Melisa Nursuciani)
Golongan  darah  B+ yang  dimiliki  oleh  Santi Suminar dan Melisa Nursuciani bila  tetesan darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+).  Golongan   darah   B   memiliki   antigen   B   pada permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya
c.       Golongan darah AB+ (Arin Sri Nursifa)
Golongan darah AB+ yang dimiliki oleh Arin Sri Nursifa bila tetesan darahnya di campur dengan anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal (+) dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B.
d.      Golongan darah O+ (Nurhadiani)
Golongan darah O+ yang dimiliki oleh Nurhadiani bila tetesan darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak menggumpal (-), dengan anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi  memproduksi  antibody  terhadap  antigen  A  dan  B. 
Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus  monyet.  Antigen  RhD  adalah  anti  gen  terpenting  dalam  reaksi imunitas tubuh. Jika  faktor  RhD  ditemukan,  individu  yang  memilikinya  disebut  Rh positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif.

VIII.            Simpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan dari atas diperoleh kesimpulan mengenai golongan darah sebagai berikut:
1)      Golongan darah system ABO digolongkan menjadi 4 golongan yaitu golongan darah A,B,AB,dan O.
·         Seseorang dengan golongan darah A+ memiliki aglitinoge A pada sel darahnya dan memiliki agglutinin anti B pada plasmanya,serta menggumpal pada serum A dan serum AB.
·         Seseorang dengan golongan darah B+ memiliki aglutinogen B pada sel darahnya dan memiliki agglutinin A pada pasmanya, serta menggumpal pada serum B dan serum AB.
·         Seseorang dengan golongan darah AB+ memiliki aglutinnogen A dan B pada sel darahnya. Tetapi tidak memiliki agglutinin (antibody A dan B ) serta dapat menggumpal dengan serum anti-a maupun serum anti-b.
·         Seseorang dengan memiliki golongan darah O+ tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen (antigen) B pada sel darahnya, namun memiliki agglutinin (antibody) anti A dan anti B pada plasmanya. Serta tidak menggumpal dengan anti serum A dan anti serum B, namun menggumpal pada rhesus (Rh) saja.
Dari hasil praktikum ini kami melakukan mengenai golongan darah masing-masing dapat diketahui bahwa :
-        Ilham Nurdiansyah mempunyai golongan darah A+
-        Arin Sri Nursifa mempunyai golongan darah AB+
-        Santi Suminar mempunyai golongan darah B+
-        Nurhadiani mempunya golongan darah O+
-        Melisa Nursuciani mempunyai golongan darah B+

DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 22 Desember 2017

OBSERVASI PEMBULUH DARAH KAPILER PADA KECEBONG
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Ilham Nurdiansyah                  15543001
Arin Sri Nursifa                       15543002
Santi Suminar                          15543006
Nurhadiani                               15543009
Melisa Nursuciani                    15544013
Neng Siti Khotimah J.             15544016
Kelas 3 – B



Program Studi Pendidikan Biologi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Garut

2017


OBSERVASI PEMBULUH DARAH KAPILER PADA KECEBONG

I.               Judul Praktikum
Observasi Pembuluh Darah Kapiler pada Kecebong

II.            Tujuan
1.      Untuk mengetahui aliran darah pada kecebong
2.      Untuk membedakan dan mengetahui aliran pembuluh darah arteri dan vena pada ekor kecebong

III         Dasar Teori
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Sistem transportasi pada katak terdiri dari darah dan alat peredaran darah. Darah terdiri dari bagian yang cair (plasma darah) dan sel-sel darah. Alat peredaran darah katak terdiri dari jantung, pembuluh nadi, kapiler, pembuluh balik.
a.       Pembuluh Nadi
Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrkel kanan bercabang-cabang menjadi dua aorta,tiap aorta membelok ke kiri dan ke kanan. Pada tiap-tiap pangkal arteri yang bercabang Sebagai berikut:
1)      Arteri karotis yang mengalirkan darah ke kepala
2)      Arteri pulmokutaneus yang bercabang dua; cabang yang menuju keparu-paru disebut arteri pulmonalis, dan yang menuju kekulit disebut arteri kutanea
b.      Pembuluh balik
Pada katak terdapat 3 macam sistem vena yaitu:
·         Sistem vena kava yang terdiri dari vena kava yang berasal dari tungkai depan dan kepala dan vena kava yang berasal dari alat tubuh bagian belakang.
·         Sistem vena pulmo kutaneus yaitu vena dari paru-paru dan juga kulit yang mengangkut darah.
·         Sistem vena porta yaitu vena yang berasal dari organ tubuh sebelum kembali ke jantung tetapi mampir dulu ke organ lain. Misalnya adalah vena yang meninggalkan usus tetapi mampir dulu ke hati yang dinamakan dengan vena hepatis, vena dari alat-alat tungkai belakang dan ekor yang mampir ke ginjal dahulu yang disebut dengan vena porta renalis.
Berikut adalah tabel perbedaan pembuluh darah.

Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Pada masa larva (berudu/kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada ikan. Setelah mengalami metamorfosis menjadi katak, sistem transformasinya mengalami perubahan yang sesuai dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem peredaran darah kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran.
Pada sistem peredaran darah tunggal darah melalui jantung hanya satu kali peredaran. Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbon dioksida mengalir ke sinus venosus, kemudian masuk ke atrium. Sinus venosus adalah ruang atau rongga jantung yang terletak diantara ventrikel dan atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir melalui klep, masuk kedalam ventrikel. Dari ventrikel darah diteruskan ke konus ateriosus, kemudian menumju aorta ventralis dan dilanjutkan ke insang. Di Insang, aorta bercabang-cabang menjadi kapiler-kapiler (Pembuluh-pembuluh kecil). Kapiler-kapiler insang melepaskan karbon dioksiada dan mengambil oksigen dari air. Dari kapiler-kapiler insang, darah mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-cabang.
Dari cabang-cabang aorta dorsalis ini darah mendistribusikan ke kapiler-kapiler seluruh bagian tubuh. Selain darah juga mengambil kabron dioksida untuk dibawa kembali ke jantung melalaui vena kava dan sinus venosus (Anonim b, 2010).

IV.               Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut :

V.               Langkah Kerja
1.      Mempersiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan praktikum ini.
2.      Mempersiapkan dua ekor kecobang yang masih hidup dan pilih yang ukuran besar dan terlihat transparan.
3.      Kemudian membiusnya terlebih dahulu dengan menggunakkan alcohol 75%.
4.      Setelah pingsan kemudian meletakan kecebong dengan posisi menyamping agar proses pengamatan lebih mudah.
5.      Melakukan pengamatan aliran darah pada ekor kecebong dengan menggunakan mikroskop.
6.      Mendokumentasikan dan menuliskan hasil dari pengamatan dengan jelas.

VI.            Hasil Pengamatan
Gambar aliran pembuluh darah vena dan arteri pada ekor kecebong
Keterangan :
Panah kuning     : aliran pembuluh arteri
Panah merah      : aliran pembuluh arteriola
Panah biru          : aliran pembuluh vena


Video aliran pembuluh darah vena dan arteri pada ekor kecebong






VII.               Pembahasan
Katak  merupakan hewan bertulang belakang yang hidup di dua tempat yaitu di air dan daratan atau disebut dengan amphibia. Katak bertelur di air lalu menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya (kecebong) hidup di air dan bernapas dengan insang. Setelah berapa lama kemudian bermetamorfosa menjadi katak dewasa.
Dalam mekanisme sirkulasi katak memiliki sistem peredaran darah tertutup karena darah katak mengalir di dalam pembuluh darah. Selain itu, katak memiliki sistem peredaran darah ganda yaitu darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Sedangkan, pada masa larva (kecebong), sistem peredaran transportasinya menyerupai sistem transportasi pada ikan. Sistem peredaran darah pada kecebong merupakan sistem peredaran darah tunggal yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Adapun mekanisme peredaran darah pada kecebong sebagai berikut :
·         Seluruh darah yang mempunyai kadar oksigen rendah dan karbon dioksida tinggi masuk ke jantung melalui pembuluh vena (darah vena)
·         Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri menuju kapiler di dalam insang
·         Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas karbon dioksida dibebaskan dan oksigen di ikat (darah yang kaya oksigen disebut darah arteri)
·         Darah arteri kemudian mengalir menuju kapiler sistemik yaitu kapiler yang menyebar ke seluruh tubuh
·         Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan kemudian di bawa lagi ke jantung melalui pembuluh vena


Pada sistem peredaran darah katak memiliki dua macam pembuluh darah yaitu pembuluh vena dan arteri. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, pengamatan aliran darah dipelajari melalui aliran darah pada ekor kecebong yang diamati menggunakan mikroskop. Ekor kecebong yang diamati sangat tipis dan transparan kemudian diletakkan secara menyamping sehingga membantu dalam pengamatan aliran pembuluh darah. Dapat terlihat dengan jelas pembuluh arteri dengan ukuran yang besar dan berdinding tebal, berwarna merah karena mengandung banyak oksigen dan alirannya yang sangat cepat. Darah yang dibawa oleh pembuluh arteri mengalir melalui arteriola yaitu cabang-cabang kecil dari pembuluh arteri yang selanjutnya akan diteruskan ke pembuluh kapiler untuk dibawa ke bagian ekor. Sedangkan, pada pembuluh vena memiliki ukuran yang kecil dengan dinding yang tipis berwarna merah memudar karena mengandung banyak karbondioksida dan alirannya yang lambat. Pembuluh vena membawa darah yang mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh menuju ke jantung.

VIII.               Simpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
1.      Sistem peredaran darah pada kecebong adalah sistem peredaran darah tertutup karena darah mengalir dalam pembuluh darah dan sistem peredaran darah tunggal karena darah melewati jantung satu kali setiap peredaran.
2.      Aliran darah pada ekor kecebong terdiri atas pembuluh darah arteri dan vena.
3.     Arah aliran darah pembuluh arteri dari kepala menuju ekor dan aliran darah pembuluh vena dari ekor menuju kepala.
4.     Untuk dapat membedakan pembuluh arteri dan pembuluh nadi dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut :
·        Pembuluh arteri memiliki dinding yang tebal sedangkan pembuluh vena memiliki dinding yang tipis
·        Kecepatan aliran darah pembuluh arteri lebih cepat dibandingkan pembuluh vena
·        Pembuluh arteri mengandung banyak oksigen sehingga terlihat berwarna merang terang sedangkan pembuluh darah vena mengandung banyak karbondioksida sehingga berwarna merah pucat

DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Astie. 2014. Laporan Kelompok Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Aliran Darah pada Kecebong. [online] tersedia : http://astiepd.blogspot.co.id/2014/04/aliran-darah-pada-kecebong_24.html?m=1

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN (KONTRAKSI OTOT JANTUNG)

KONTRAKSI OTOT JANTUNG LAPORAN KULIAH LAPANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang di...