UJI
GOLONGAN DARAH
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Ilham Nurdiansyah 15543001
Arin Sri Nursifa 15543002
Santi Suminar 15543006
Nurhadiani 15543009
Melisa Nursuciani 15544013
Neng Siti Khotimah J. 15544016
Kelas 3 – B
Program
Studi Pendidikan Biologi
Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Garut
Garut
2017
UJI
GOLONGAN DARAH
I.
Judul Praktikum
Uji Golongan
Darah
II.
Tujuan
Untuk mengetahui
cara-cara menentukan golongan darah
III.
Dasar Teori
Darah adalah
cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas
sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping
darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia,
misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya
aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di
dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin
adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner
merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan
B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut
mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu, A, B, AB, dan O .
Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah
mengetahui teknik uji golongan darah.
Darah adalah
jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang
disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah
cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini
dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang
berkisar antara 40 sampai 47.
Di waktu sehat
volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan
osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.Tekanan darah arterial ialah
kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini
berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.
Selama sistole
ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik
sampai puncak, yang disebut tekanan
sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut
tekanan diastolik. Untuk lebih memahami bagaimana kita mengetahui tekanan darah
dilakukan dengan melakukan suatu percobaan.
IV.
Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut :
V.
Langkah Kerja
1. Mempersiapkan
terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan praktikum ini.
2. Menghapus
ujung jari dengan menggunakan kapas yang telah di rendam dalam alcohol 70%
bertujuan agar tidak terinfeksi bakteri.
3. Menusukan
jari dengan menggunakan alat blood lancet stent untuk pengambilan sempel
darahnya.
4. Menghapus
tetesan darah pertama mengguakan kapas yang mengandung beralcohol bersih hingga
bersih.
5. Kemudian
memijat jari tersebut dengan perlahan hingga tetes darah tersebut keluar,
teteskan darah yang keluar pada glass objek di dua tempat yang berbeda.
6. Meneteskan
antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut, dengan cara yang
sama teteskan satu tetes antisera B pada tetesan darah satunya lagi.
7. Mengaduk
tetesan masing-masing antisera dengan darh tersbut dengan menggunakan ujung
tusuk gigi secara terpisah.
8. Setelah
mengaduk biarkan beberapa saat, mengamati campuran yg mana terjadi penggumpalan
atau tidak teradi. Dan mencatat hasil percobaan.
VI.
Hasil Pengamatan
Data pengamatan golongan darah
Keterangan
:
·
(
+ ) = Menggumpal
·
(
− ) = Larut (Tidak Menggumpal)
VII.
Pembahasan
Pada praktikum
kali ini, dilakukan uji golongan darah pada manusia dengan meneteskan atau
menambahkan sedikit serum A dan serum B pada darah. Hal ini bertujuan
untuk menentukan golongan
darah yang dimiliki oleh beberapa praktikan dengan menggunakan sistem
ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem yang
lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negative.
Kapas dan
alcohol 70% yang digunakan berfungsi untuk membersihkan jari probandus dari
kotoran agar jari probandus bersih dan steril. Antisera A yang berwarna biru
berfungsi untuk menggumpalkan sel darah atau golongan darah A dan sel darah
atau golongan darah AB. Antisera B berwarna biru berfungsi untuk menggumpalkan
sel darah atau golongan darah B dan sel darah atau golongan darah AB (Reagen
antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO.
Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi
immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaany akan terbentuk aglutinasi ).
Jarum francke berfungsi untuk menusuk jari probandus agar darah dari dalam
tubuh probandus keluar. Tusuk gigi berfungsi untuk mengaduk darah dan serum
agar bercampur menjadi satu.
Kita dapat
mengetahui jenis golongan darah dengan cara bila tetesan darah di campur dengan
serum maka akan dapat terlihat darah tersebut termasuk
golongan darah apa. Ini terjadi karna Serum golongan darah akan bereaksi
dengan antigen yang
ada di dalam
darah, ditunjukkan dengan
adanya aglutinasi. Aglutinasi dapat terjadi, karena di eritrosit
terdapat antigen α dan antigen β. Antigen ini akan bereeaksi dengan antibodi
yang ada didalam serum. Setiap golongan darah memiliki struktur antigen dimana
struktur tersebut berfungsi untuk membedakan darah.
Berdasarakan
dari hasil praktikum yang telah di lakukan
di dapatkan hasil golongan darah kami yaitu ilham nurdiansyah golongan
darahnya A+, Arin sri nursifa golongan darahnya AB+, Santi
suminar golongan darahnya B+, Nurhadiani golongan darahnya O+,
dan Melisa Nursuciani golongan darahnya B+.
a.
Golongan
darah A+ (Ilham Nurdiansyah)
Golongan darah A+
yang dimiliki oleh Ilham Nurdiansyah bila tetesan darahnya di campur dengan
serum anti A maka
akan menggumpal (+),
dengan anti B maka tidak
akan menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan
anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Golongan darah A memiliki sel darah merah
dengan antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen B dalam serum darahnya.
b.
Golongan
darah B+ (Santi Suminar & Melisa Nursuciani)
Golongan darah
B+ yang dimiliki oleh Santi
Suminar dan Melisa Nursuciani bila
tetesan darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-),
dengan anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal
(+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Golongan
darah B memiliki
antigen B pada permukaan Sel darah merahnya dan
menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya
c.
Golongan
darah AB+ (Arin Sri Nursifa)
Golongan darah
AB+ yang dimiliki oleh Arin Sri Nursifa bila tetesan darahnya di
campur dengan anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B akan menggumpal
(+), dengan anti AB maka akan menggumpal (+) dengan anti D (Rh) maka akan
menggumpal (+). Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B.
d.
Golongan
darah O+ (Nurhadiani)
Golongan darah O+
yang dimiliki oleh Nurhadiani bila tetesan darahnya di campur dengan anti A
maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak menggumpal (-), dengan
anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+).
Golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibody terhadap antigen
A dan B.
Sistem Rhesus
(Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem
ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus monyet.
Antigen RhD adalah
anti gen terpenting
dalam reaksi imunitas tubuh. Jika faktor
RhD ditemukan, individu
yang memilikinya disebut
Rh positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya
disebut Rh negatif.
VIII.
Simpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan
dari atas diperoleh kesimpulan mengenai golongan darah sebagai berikut:
1) Golongan
darah system ABO digolongkan menjadi 4 golongan yaitu golongan darah A,B,AB,dan
O.
·
Seseorang dengan
golongan darah A+ memiliki aglitinoge A pada sel darahnya dan
memiliki agglutinin anti B pada plasmanya,serta menggumpal pada serum A dan
serum AB.
·
Seseorang dengan
golongan darah B+ memiliki aglutinogen B pada sel darahnya dan
memiliki agglutinin A pada pasmanya, serta menggumpal pada serum B dan serum
AB.
·
Seseorang dengan
golongan darah AB+ memiliki aglutinnogen A dan B pada sel darahnya.
Tetapi tidak memiliki agglutinin (antibody A dan B ) serta dapat menggumpal
dengan serum anti-a maupun serum anti-b.
·
Seseorang dengan memiliki golongan
darah O+ tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen (antigen) B
pada sel darahnya, namun memiliki agglutinin (antibody) anti A dan anti B pada
plasmanya. Serta tidak menggumpal dengan anti serum A dan anti serum B, namun
menggumpal pada rhesus (Rh) saja.
Dari
hasil praktikum ini kami melakukan mengenai golongan darah masing-masing dapat
diketahui bahwa :
-
Ilham Nurdiansyah mempunyai
golongan darah A+
-
Arin Sri Nursifa
mempunyai golongan darah AB+
-
Santi Suminar mempunyai
golongan darah B+
-
Nurhadiani mempunya
golongan darah O+
-
Melisa Nursuciani mempunyai
golongan darah B+
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar