PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN
LAPORAN KULIAH LAPANGAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang
diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun
oleh :
KELOMPOK
5
Ilham Nurdiansyah 15543001
Arin Sri Nursifa 15543002
Santi Suminar 15543006
Nurhadiani 15543009
Melisa Nursuciani 15544013
Neng Siti Khotimah J. 15544016
Kelas
3 – B
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA DAN ILMU TERAPAN
INSTITUT PENDIDIKAN IDONESIA (IPI)
GARUT
2018
I. I. Judul
Praktikum
Pemeriksaan
Kadar Hemoglobin (Hb)
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari/Tanggal : Senin/15 Januari 201
Waktu : 11:00 s.d. 13:25 WIB
Tempat :
Laboratorium Fisiologi Hewan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
III. Tujuan
Untuk
mengetahui kadar hemoglobin dalam darah menggunakan metode sahli
I. IV.
Dasar
Teori
Hemoglobin
merupakan molekul yang terdiri dari 4 kandungan Haem(berisi zat besi) dan 4
rantai globin (alfa, beta, gama dan delta), berada di dalam eritrosit dan
bertugas utama untuk mengangkat oksigen (O2). Struktur Hb dinyatakan dengan
menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asam
amino pada rantai alfa dan 146 molekul asam amino pada rantai beta, gam dan
delta. (Sutedjo, 2006)
Struktur
Hb terdiri atas 2 unsur utama, yaitu:
1. Besi
yang mengandung pigmen Hem
2. Protein
globin, sama halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari
asam amino
Hemoglobin
adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein.
Adanya Fe ini menyebabkan warna darah merah, bersama-sama dengan eritrosit Hb
dengan CO2 menjadi karboxyhemoglobin dan warnanya merah tua. Fungsi Hb,
diantaranya:
1. Mengambil
oksigen O2 dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh
untuk dipakai sebagai bahan bakar.
2. Mengatur
pertukaran oksigen O2 dengan karbon dioksid (CO2) d dlam jaringan-jaringan
tubuh.
3. Membawa
CO2 dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk
di buang.
·
Proses pembentukan Hemoglobin:
Sintesis
hemoglobin terjadi selama proses eritropoiesis, sehingga pematangan eritrosit
akan mempengaruhi fungsi Hemoglobin. Bahan pembentuk Hem adalah glisin,
suksinil Ko-A, dan piridoksin dengan pertolongan enzim-enzim δ ALA (Amino
Levulinic Acid).
·
Jenis-Jenis Hemoglobin, yaitu:
1. HBF(Fetal),
terdapat dalam eritrosit janin, dibentuk setelah janin berusia 6 minggu
kehamilan, dan < 2% pada umur bayi > 1 tahun
2. HBA(Adult),
terdapat pada eritrosit orang dewasa dan pada bayi usia 6 bulan terdapat 80-90%
HBA.
3. HBS(Sel
sabit), yaitu Hb abnormal yang paling berat dari jenis Hb lainnya.
(Sutedjo, 2000)
Peningkatan
Hb terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, penyakit paru obstruktif
menahun (COPD), gagal jantung kongesti dan luka bakar hebat. Obat yang dapat
meningkatkan hasil pemeriksaan Hb adalah metil dopa dan gentamicin.
Penurunan
Hb terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan
intra vena berlebihan, dan penyakit Hodkins. Dapat juga disebabkan oleh
obat-obatan misalnya antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker),
sulfonamida dan lain-lain. (Sutedjo, 2006)
I. V. Alat
dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
Blood
lancet stent
|
Jarum/Lancet
|
|
|
Kapas
|
Larutan
HCL
|
|
|
Pipet
Hb dengan pipa karetnya
|
Tabung
pengukur dengan komparator
|
|
|
Pipet
HCL & Sikat pembersih
|
Batang
Pengaduk
|
|
|
Cawan petri dan pipet tetes
|
Darah
|
|
|
rttrt
I. VI. Langkah
kerja
1. Dipersiapkan terlebih dahulu alat dan
bahan yang akan digunakan.
2. Dibersihkan ujung jari dengan
menggunakan kapas yang telah di rendam dalam alcohol 70% bertujuan agar tidak
terinfeksi bakteri.
3. Ditusukkan alat blood lancet stent pada jari untuk
pengambilan sampel darahnya.
4. Dihisap sampel darah
menggunakan pipet Hb.
5. Dialirkan darah dari pipet ke dalam
dasar tabung pengencer (jangan sampai ada gelembung udara).
6. Diletakkan tabug Hb pada komparator,
didiamkan selama 1-3 menit.
7. Ditambahkan latutan HCI tetes demi tetes
sambil diaduk isi tabung hingga diperoleh warna yang sama pada standar alat
(komparator).
VII. Hasil
Pengamatan
Nama :
Santi Suminar
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Kadar hemoglobin :
8,6 gram dan 57 %
Pada skala 100
cc (%)
|
Pada skala 100
ml (gram)
|
|
|
VIII. Pembahasan
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Rindamusti, 2012).
Pada saat praltikum metode yang di gunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan menggunakan haemometer sahli untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan cara sederhana, namun tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pengamatan angka Hemoglobin (Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai (Sopny, 2011).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa saudari Santi Suminar setelah diperiksa kadar Hb (hemoglobin) dalam darahnya dengan metode sahli yaitu 8,6 gram (tidak normal) dan 57 % (tidak normal). Batas normal kadar hemoglobin wanita adalah 12 gr/100 ml darah sedangkan kadar Hb saudari santi seminar yaitu 8,6 gram, sangat jauh dari batas normal.
Dari sampel yang telah di amati kadar hemoglobin saudari santi suminar belum mencapai batas normal, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi tubuh Santi suminar yang menjadi sampel praktikum kurang stabil, kemudian kesalahan yang terjadi pada saat praktikan membaca angka penetapan kadar hemoglobin. Pada saat menyamakan warna dengan batang standar praktikan terlalu banyak menambahkan HCL 0,1 N atau terlalu sedikit menambahkan HCL 0,1 N, sehingga pada saat praktikan membaca penetapan angka kadar hemoglobin kurang akurat.
X. Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil kadar Hb pada salah satu
mahasiswi yang bernama Santi Suminar dengan menggunakan metode sahli yaitu 8,3 gr/dL. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kadar Hb darah dibawah keadaan normal atau
dapat dikatakan kekurangan, dilihat dari nilai rujukan kadar Hb untuk perempuan
adalah 12-16 gr/dL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar