Sabtu, 20 Januari 2018

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN ( SISTEM OTOT PADA KATAK )

SISTEM OTOT PADA KATAK
LAPORAN KULIAH LAPANGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Siti Nurkamilah, M.Pd.
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Ilham Nurdiansyah                  15543001
Arin Sri Nursifa                       15543002
Santi Suminar                          15543006
Nurhadiani                               15543009
Melisa Nursuciani                    15544013
Neng Siti Khotimah J.             15544016
Kelas 3 – B



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA DAN ILMU TERAPAN
INSTITUT PENDIDIKAN IDONESIA (IPI)
GARUT

2018


         I.            JUDUL
Kontraksi Otot pada katak

      II.            PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari/Tanggal   : Senin/15 Januari 2018
Waktu             : 11:00 s.d. 13:25 WIB
Tempat            : Laboratorium Fisiologi Hewan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

   III.            TUJUAN
Untuk mengetahui respon otot terhadap rangsangan listrik

   IV.            DASAR TEORI
Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh. Otot merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah istilah untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan dan lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, pernafasan, gerakan peristaltic usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.
Kuat tidaknya kontraksi otot tergantung pada MCV (Maximum Contaction Voluntary), masa otot, otot yang dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi beban sebelum berkontraksi, tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot. Persentase efisiensi kerja dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan sebagai rasio metabolism, berdasarkan penggunaan oksigen.
Penamaan otot biasanya berkaitan dengan lokasi otot, jumlah origo, bentuk otot,  besar dan panjang otot atau berdasarkan fungsinya. Pada vertebrata, sistem ototnya serupa dengan yang dimiliki oleh manusia, sedangkan pada sistem otot ivertebrata belum dimiliki atau belum diketahui secara jelas sistem ototnya.
v  Fungsi otot
Otot dalam sistem organ manusia sangat mendukung proses pergerakannya. Selain dari paaitu, berikut fungsi lainnya:
·         Menghasilkan gerakan rangka, seperti kontraksi dan relaksasi otot yang menempel pada rangka dapat mengggerakkan rangka
·         Mempertahankan postur dan posisi tubuh, misalnya mempertahankan posisi kepala saat membaca buku, berjalan dengan posisi tegak dan lain sebagianya.
·         Mengatur pintu masuk dan keluar saluran dalam sistem tubuh, misalnya menelan, buang air besar maupun kecil semua hal tersebut dipengaruhi oleh otot rangka yang menyelaputinya.
·         Menyokong jaringan lunak, menggerakkan organ-organ dalam tubuh seperti usus, jantung dan sistem tubuh lainnya.
·         Mempertahankan suhu tubuh, kontraksi rangka memerlukan energidan menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal bagi tubuh.
v  Struktur otot
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Otot memiliki struktur dan komponen tersendiri seperti :
·         Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih yang menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat-urat ini berupa serabut-serabut simpai yang putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran-lembaran datar atau simpai dari jaringan fibrus dengan maksud untuk nenuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya menggandengkan sebuah oto dengan bagian yang menggerakkannya.
·         Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang membungkus dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jaringan ikat perimysium. Di dalam pascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara endomysium dan berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak. Dalam bagian-bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat dan kuat. Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
·         Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma, yang merupakan unit structural jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan panjang 1-40 mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot. besar dan jumlah jaringan terutama jaringan elastic, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang disebut sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yang disebut myofibril.
·         Miofibril, merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
·         Miofilamen, merupakan benang-benang/filament halus yang merasal dari myofibril. Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot kardiak dan pada otot lurik.
·         Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana myofibril dan miofilamen berada.
·         Reticulum sarkoplasma : bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon-tendon yang berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki. Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot.Tubulus-tubulus yang sejajar dengan miofibril, yang pada garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T). Tempat penyimpanan ion Ca2+. Tubulus T mencapai saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.ubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
ü  Mioglobin, merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat oksigen.
ü  Motor end plates, merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
Otot tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok untuk melaksanakan gerakan dari berbagai bagian rangka tubuh. Menurut cara kerjanya, otot dibedakan menjadi :
a.        Antagonis
Dimana cara kerjanya menimbulkan efek gerak berlawanan, Cara kerja otot antagonis dapat berupa gerakan :
·         Ekstenso (meluruskan), felkso (membengkakkan)
·         Abduktor (menjauhi tubuh), aduktor (mendekati tubuh)
·         Depresor (arah ke bawah), elevator (arah ke atas)
·         Supinator (menengadah), pronator (menelungkup)
b.      Sinergis atau flexi
Cara kerjanya menimbulkan gerakan searah atau  bersama-sama. Juga bekerja untuk menstabilkan bagian-bagian anggota lain sewaktu bagian lain bergerak.
v  Karakteristik / sifat otot
Sistem otot memiliki karakteristik / sifat tersendiri yaitu:
·         Kontrakstibilitas, kemampuan otot untuk memendek atau berkontraksi.
·         Eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
·         Ekstensibilitas, umumnya terdapat pada beberapa jaringan biologis. ekstensibilitas adalah kemampuan terulur atau meningkatnya pemanjangan otot, dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah mengalami penguluran dan memberikan transmisi ketegangan yang halus dari otot ke tulang.
·         Elastisitas, Sifat elastis otot digambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis paralel (PEC) ditunjukkan oleh membran otot, yang memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur (stretch). Komponen elastis seri (SEC) terdapat pada tendon, bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang tegang diulur (distretch). Komponen-komponen elastisitas otot ini dinamakan demikian karena membran otot dan tendon masing-masing paralel dengan serabut otot dan seri atau segaris dengan serabut otot, dimana memberikan komponen kontraktil. Elastisitas otot skeletal manusia secara utama terdapat pada SEC (tendon).
Baik SEC dan PEC memiliki sifat merekat yang memungkinkan otot terulur dan kembali ke dalam bentuk semula. Ketika penguluran statik pada group otot seperti hamstring dipertahankan selama jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot akan memanjang, dan meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot tertentu diulur (distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi pemanjangan istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama jangka waktu tertentu. Respon viskoelastik ini pada otot tidak bergantung pada jenis kelamin (independent).\
·         Iritabilitas , Sifat karakteristik otot lainnya adalah irritabilitas. Irritabilitas adalah kemampuan untuk merespon suatu stimulus. Stimulus yang mempengaruhi otot dapat berupa elektrokimiawi seperti aksi potensial dari saraf yang mempersarafinya, atau mekanikal seperti pukulan/benturan dari luar pada bagian otot. Ketika diaktivasi oleh stimulus maka otot akan merespon dengan berkembangnya ketegangan (tension).
v  Cara kerja otot
Tulang-tulang dapat digerakkan karena adanya otot yang berkontraksi. Bagian otot yang berkontraksi sebenarnya adalah sel-sel otot. Otot berkontraksi karena pengaruh suatu rangsangan melalui saraf. Rangsangan yang tiba ke sel otot akan memengaruhi suatu zat (asetilkolin) yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah zat pemindah rangsangan yang dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanya asetilkolin akan membebaskan ion kalsium yang berada di sel otot. Melalui proses tertentu, adanya ion kalsium menyebabkan protein otot, yaitu aktin dan miosin berikatan membentuk aktomiosin. Hal ini menyebabkan pemendekan sel otot sehingga terjadilah kontraksi. Setelah berkontraksi, ion kalsium masuk kembali ke dalam plasma sel, sehingga menyebabkan lepasnya pelekatan aktin dan miosin yang menyebabkan otot menjadi lemas. Keadaan ini disebut relaksasi.
Otot yang sedang berkontraksi menjadi besar, memendek, dan mengeras. Bila otot berkontraksi, maka tulang-tulang tempat otot melekat akan tertarik sehingga tulang turut bergerak. Adanya pergerakan tulang menyebabkan persendian bergerak pula. Jadi, gerak pada tubuh kita melibatkan kerja sama otot, tulang, sendi, dan saraf.

      V.            ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum otot yaitu :

Kymograph
Jarum pentul


Gunting bedah
Benang


Kapas




 Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum otot yaitu :

Katak yang masih hidup
Larutan NaCI 0,6 m



         VI.            LANGKAH KERJA
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum otot pada katak yaitu :
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2.      Disimpan katak pada tempat bedah.
3.      Dipotong femur kaki belakang katak yang masih hidup menggunakan gunting.
4.      Dikuliti / dikelupas kulit dari femur kaki belakang katak tersebut.
5.      Diambil otot betis atau gastrofemiusnya yang lengkap
6.      Otot betis diambil dari kulitnya dan dilepas dari tendo ekilesnya
7.      Dipotong tulangnya dan di masukan otot betis tersebut ke dalam larutan NaCL
8.      Diangkat otot tersebut kemudian diikat menggunakan benang 
9.      Digantungkan otot tersebut pada alat kymograph dan disimpan pada bak sera diberi larutan NaCI kembali agar otot tidak kering
10.  Dihubungkan otot katak tersebut dengan arus listrik untuk mengetahui apakah otot masih merespon atau tidak
11.  Dilakukan perangsangan pada otot menggunakan kawat listrik yang dihubungkan dengan rangsang induksi pada stimulator sedangkan signal magnet dihubungkan pada magnet
12.  Diberikan rangsangan sekecil mungkin untuk melihat respon otot minimal
13.  Dilanjutkan dengan pemberian rangsangan yang lebih besar untuk diamati respon yang cukup kuat
14.  Diamati setiap respon gerak dari otot tersebut dan percobaan dihentikan

     VII.            DATA PENGAMATAN
No
Jenis Rangsang
Reaksi
1.
Rangsang tunggal
Bergerak
2.
Rangsang berturut-turut
Bergerak


video rangsangan pada otot

   VIII.            PEMBAHASAN
Dilihat dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diketahui rangsangan dibedakan dalam beberapa bentuk yaitu rangsangan mekanik (seperti pijatan, pukulan dan tarikan), kimia (seperti pemberian larutan asam atau pemberian larutan garam), panas(keadaan yang bersifat panas atau dingin) dan listrik (arus listrik yang diberi terhadap otot)
Bila otot diberi rangsangan tunggal, maka hasil perangsangan ini akan memberikan satu kontraksi tunggal yang umumnya terdiri dari 2 periode, yaitu periode laten dan periode kontraksi. Periode laten yaitu fase pemendekan otot dan periode kontraksi yaitu setelah pemendekan otot kembali ke keadaan semula.
Pada pengamatan kali ini yang digunakan preparatnya adalah katak, percobaan dilakukan untuk membuktikan adanya kontraksi otot gastronemius pada katak yang dilakukan dengan menggunakan rangsangan listrik yaitu dengan perangsangan langsung dengan menempelkan bagian ujung kabel yang terdapat pada alat kimograf pada bagian kaki belakang katak, yaitu di bagian betis yang telah dibedah atau dikelupas kulitnya. Rangsang yang diberikan sekian volt dan diberi rangsangan berulang-ulang, setelah itu diberikan NaCl 0.6 agar tetap hidup, apabila ATP sudah habis akan mengalami tetanus atau kejang otot.
Pada rangsangan berturut-turut ternyata tidak bisa dihitung rangsangannya, karena terlalu banyak rangsangan yang diciptakan.

  X.            KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada saat otot femur diberi rangsangan (disetrum) menggunakan arus listrik otot tersebut berkontraksi dapat dilihat saat otot bergerak dengan sendirinya setelah diberikan rangsangan. Keadaan otot betis (femur) katak tersebut berkontraksi / bergerak secara terus menerus jika arus lisrik tersebut disambungkan terus menerus. Dan otot tersebut melekat pada rangka dan sendi.

DAFTAR PUSTAKA
(Online) tersedia di [ http://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Struktur-Jenis-dan-Fungsi-Otot-adalah.html ] diunduh pada tanggal 19 januari 2018 pukul 11.02 WIB
(Online) tersedia di [ http://www.ilmufisioterapi.net/851/sifat-sifat-jaringan-otot.html ] diunduh pada tanggal 19 januari 2018 pukul 11.10 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN KULIAH LAPANGAN FISIOLOGI HEWAN (KONTRAKSI OTOT JANTUNG)

KONTRAKSI OTOT JANTUNG LAPORAN KULIAH LAPANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan yang di...